Kebersihan dan kesehatan anak menjadi hal yang utama bagi orangtua , terlebih lagi anak menjadi lebih rentan terhadap penyakit di masa pandemi yang saat ini terjadi. Sehingga menjadi semakin penting untuk tetap nenjaga kebersihan anak.
Untuk membersihkan area sensitif/genital pada anak, bisanya Ibu menggunakan tisu basah. Hingga saat ini, penggunaan tisu basah menjadi andalan Ibu yang memiliki bayi/ anak berusia di bawah 2 tahun. Tisu basah ini umumnya digunakan Ibu pada saat mengganti popok, membersihkan muntahan, ataupun sekedar membersihkan tangan dan mainan bayi, sehingga anak dapat terhindar dari kuman dan bakteri penyebab penyakit.
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Sigma Research kepada 1.200 Ibu yang memiliki anak berusia di bawah 2 tahun di 11 kota besar di Indonesia, hampir 70% Ibu menggunakan tisu basah untuk kebutuhan sehari-hari anaknya. Biasanya ibu menghabiskan 6 – 10 lembar tisu basah setiap hari, atau bahkan dapat mencapai lebih dari 15 lembar per harinya. Hal yang menarik dari tisu basah adalah produknya sangat umum digunakan untuk semua kelas ekonomi, tidak hanya pada kelas menengah atas saja. Sebanyak 45% penggunanya berasal dari kelas menengah bawah.
Dari berbagai merk tisu basah yang beredar di pasaran, Mitu menjadi market leader pada industri ini, dengan estimasi market share mencapai 53,8%. Kemudian Cussons menjadi posisi kedua dengan market share yang mencapai 24,4%. Referensi penggunaan tisu basah paling banyak didapatkan Ibu dari keluarga/kerabat (51,6%) dan tetangga (44,3%). Iklan di televisi juga menjadi faktor yang mempengaruhi Ibu dalam membeli produk tisu basah (43,2%).
Di masa pandemi seperti ini, selain penggunaan hand sanitizer, tisu basah juga dapat menjadi alternatif yang bisa dibawa saat diharuskan bepergian. Kulit anak yang cenderung lebih sensitif, akan lebih baik menggunakan produk yang tidak mengandung alkohol.