Di tahun 2025, kesehatan merek dilihat dari lanskap persepsi konsumen yang berubah lebih cepat dari yang pernah kita lihat sebelumnya. Fragmentasi kanal digital, pertumbuhan e-commerce, serta pola konsumsi konten yang sangat dinamis membuat merek berada dalam tekanan untuk terus memantau bagaimana mereka dipersepsikan. Dalam konteks ini, Brand Health Tracking bukan lagi opsi, melainkan sistem navigasi utama bagi merek agar tidak kehilangan arah.
Artikel ini membahas definisi, komponen, tantangan, dan metodologi praktis untuk melakukan Brand Health Tracking di Indonesia—dengan pendekatan yang relevan secara lokal dan akurat secara ilmiah.
Apa itu Brand Health Tracking?
Brand Health Tracking adalah metode pengukuran berkelanjutan yang memantau bagaimana sebuah merek diingat, dirasakan, dan berinteraksi dalam pikiran konsumen serta dalam perilaku mereka secara nyata, baik online maupun offline.
Menurut Sprout Social, brand health mencakup gabungan kesadaran, persepsi, sentimen, interaksi, dan pengalaman konsumen terhadap merek. Sprinklr menambahkan bahwa reputasi merek “dapat berubah dalam hitungan menit” akibat dinamika digital dan viral content.
Dengan kata lain, brand health tracking adalah radar yang memberi tahu apakah konsumen masih percaya, apakah pesan masih relevan, dan apakah merek tetap kompetitif dalam kategori.
Mengapa Brand Health Tracking Semakin Penting di 2025?
a. Kecepatan terbentuknya persepsi baru
Konten viral, rekomendasi influencer, sampai review negatif bisa mengubah persepsi dalam hitungan jam. Tanpa monitoring, brand bisa terlambat bereaksi.
b. Konsumen Indonesia sangat responsif terhadap konten digital
Penelitian Snapcart 2025 menunjukkan bahwa 43% Gen Z Indonesia rutin mencoba merek baru dalam 1–3 bulan. Artinya, kesehatan merek harus dijaga secara aktif agar tetap relevan dan menjadi pilihan spontan (top-of-mind).
c. Metrik tradisional tidak cukup
Penjualan atau awareness saja tidak bisa menggambarkan keseluruhan kondisi merek. Merek dengan awareness tinggi bisa saja memiliki persepsi negatif atau engagement yang rendah.
d. Kompetisi kategori semakin ketat
Di era ketika diferensiasi produk semakin tipis, “persepsi” menjadi arena kompetisi utama. Merek lama bisa digeser dengan cepat oleh challenger brand dengan narasi emosional yang kuat.
Komponen Utama Brand Health Tracking
1. Brand Awareness
Meliputi:
-
Unaided awareness (spontaneous recall)
-
Aided awareness
-
Search volume brand
-
Tingkat eksposur di media sosial
Awareness memberi gambaran apakah merek “hadir di kepala” konsumen.
2. Brand Perception & Sentiment
Menyentuh dimensi:
-
Asosiasi merek (apa yang konsumen pikirkan)
-
Sentimen positif/negatif
-
Kredibilitas dan kepercayaan
-
Reputasi digital
Social listening menjadi komponen penting untuk metrik ini.
3. Brand Engagement
Dihitung melalui:
-
Interaksi dengan konten
-
Keterlibatan komunitas
-
User-Generated Content
-
Participation & sharing behaviour
Data ini melihat apakah konsumen hanya tahu merek Anda—atau benar-benar berinteraksi dengannya.
4. Share of Voice & Competitor Mapping
Metrik ini menunjukkan apakah merek Anda lebih sering dibicarakan dibandingkan pesaing dalam kategori.
5. Brand Loyalty & Advocacy
Meliputi:
-
Repeat purchase
-
Word of mouth
-
Willingness to recommend
-
Sentimen kuat dari “brand lovers”
Semua ini memperlihatkan hubungan jangka panjang antara konsumen dan merek.
Tantangan Brand Health Tracking di Indonesia
a. Data tersebar (fragmented)
Data dari survei, sosial media, marketplace, hingga review ritel sering tidak terhubung.
b. Perubahan persepsi sangat cepat
Sentimen bisa berubah dalam hitungan jam. Banyak merek yang masih mengukur bulanan—padahal dinamika digital menuntut monitoring yang lebih real-time.
c. Variasi bahasa dan konteks lokal
Analisis sentimen di Indonesia menghadapi tantangan slang, campuran bahasa, hingga konteks humor yang perlu interpretasi budaya.
d. Vanity metric yang menipu
Like, views, atau followers tidak menggambarkan kesehatan merek.
e. Kurangnya integrasi antara marketing dan product
Brand health tracking sering dipandang sebagai “urusan marketing”. Padahal insight-nya sangat relevan untuk product development, CX, dan strategi bisnis.
Framework Praktis Brand Health Tracking untuk Indonesia (2025)
1. Mulai dari tujuan merek
Apakah tujuannya meningkatkan trust? Meluaskan penetrasi di segmen tertentu? Atau menjaga reputasi?
2. Gunakan kombinasi metode (Triangulasi)
-
Kuantitatif → mengukur awareness, perception, salience
-
Kualitatif → memahami narasi, motivasi, konteks
-
Behavioural → search trends, clickstream, UGC, SOV
Gabungan ketiganya menghasilkan gambaran kesehatan merek yang lebih presisi.
3. Integrasi dashboard
Buat satu tampilan pusat untuk:
-
Sentimen digital
-
Awareness survey
-
Competitor SOV
-
Search behavior
-
Feedback pelanggan
4. Buat “alert system”
Misalnya:
-
Sentimen negatif naik 20% dalam 48 jam → aktifkan crisis monitoring
-
Search volume competitor naik → lakukan kampanye recall
-
Engagement turun 30% → evaluasi content relevance
5. Evaluasi berkala
Revisi parameter setiap 3–6 bulan karena perilaku konsumen berubah sangat cepat.
Implikasi untuk Merek & Industri Riset di Indonesia
Merek yang proaktif melakukan tracking mampu:
-
Mengetahui kapan konsumen mulai jenuh
-
Menangkap sinyal awal penurunan reputasi
-
Menemukan peluang diferensiasi baru
-
Merancang komunikasi yang lebih relevan
-
Menghubungkan insight dengan strategi bisnis secara komprehensif
Bagi lembaga riset seperti Sigma Research, Brand Health Tracking menawarkan nilai strategis: bukan hanya menyediakan angka, tetapi menyediakan narasi dasar untuk pengambilan keputusan bisnis.
Brand Health Tracking di 2025 bukan sekadar membaca angka; ini tentang memahami dinamika persepsi, perilaku, dan emosi konsumen secara real-time. Dengan lanskap digital Indonesia yang semakin cepat dan kompetitif, merek yang memiliki sistem monitoring kesehatan merek yang kuat akan lebih siap menghadapi perubahan.
Di era pendekatan berbasis data, tracking bukan hanya aktivitas analitis—melainkan fondasi strategi merek yang berkelanjutan.
Hubungi Admin SRI untuk terhubung dengan tim ahli Sigma Research Indonesia agar brand tracking bisnis Anda berjalan dengan baik dan terarah.



