Selama lebih dari satu abad, Cartier dikenal sebagai simbol kemewahan klasik. Namun, generasi baru khususnya Gen Z dan milenial—tidak lagi terhubung hanya pada status atau kemewahan visual. Mereka mencari cerita, makna, dan kedekatan emosional. Inilah tantangan besar bagi banyak brand heritage. Kampanye Cartier Linked by Love berhasil menjawab tantangan itu. Kampanye ini memenangkan Grand Prix di World Media Awards 2025 karena tidak hanya menawarkan estetika, tetapi juga narasi yang menyentuh sisi paling manusiawi dari cinta dan hubungan. Bukan sekadar “perhiasan mahal,” tapi simbol ikatan yang relevan untuk siapa pun.
Cartier Linked by Love: Strategi Emosional yang Modern
Love Bracelet dan Trinity Ring sudah menjadi ikon global. Namun Cartier tidak berhenti pada warisan desainnya. Melalui Linked by Love, Cartier memberikan mereka makna baru yanng lebih emosional bukan hanya romantis, tetapi juga keluarga, sahabat, hubungan yang membentuk identitas seseorang.
Dengan memperluas definisi cinta, Cartier menempatkan dirinya lebih dekat dengan cara Gen Z dan milenial melihat hubungan: beragam, dinamis, dan jauh lebih inklusif.
Storytelling yang Menjembatani Masa Lalu dan Masa Kini
Cartier mengusung pendekatan visual sinematik yang elegan, tetapi tetap modern dan hangat. Setiap adegan menunjukkan hubungan nyata bukan versi ideal yang kaku. Ini membuat kampanye terasa authentic, sebuah nilai yang sangat dihargai konsumen muda. Kekuatan kampanye ini terletak pada keseimbangan heritage tetap dijaga, namun narasinya diperbarui agar relevan bagi audiens masa kini.
Inilah storytelling yang menempatkan Cartier sebagai brand yang hidup bukan sekadar nama besar masa lalu.
Cartier Linked by Love dan Tren Luxury Baru
Kampanye ini selaras dengan perubahan besar dalam industri luxury global. Konsumen kini menginginkan:
-
nilai emosional,
-
cerita personal,
-
dan pengalaman yang meaningful.
Artinya, luxury bukan sekadar “mewah”, tetapi “bermakna”. Cartier memanfaatkan tren tersebut dengan menghadirkan kampanye yang bukan hanya menampilkan produk, tetapi alasan emosional untuk mencintai produk itu.
Distribusi Digital yang Memperkuat Resonansi
Sebagai brand heritage, Cartier biasanya dikenal dengan pendekatan klasik. Namun untuk kampanye ini, Cartier melakukan langkah progresif:
-
memperkuat distribusi konten di platform digital,
-
mengadaptasi visual untuk format TikTok dan Instagram,
-
membuat storytelling yang padat namun penuh makna.
Strategi ini membuat Linked by Love tidak hanya dinikmati audiens premium, tetapi juga menjangkau audiens muda global.
Relevansi Cartier di Pasar Indonesia
Indonesia merupakan pasar luxury yang berkembang pesat. Nilai kedekatan keluarga dan hubungan personal sangat kuat dalam budaya lokal. Kampanye Linked by Love secara alami cocok untuk pasar ini.
Brand activation yang berpotensi relevan di Indonesia meliputi:
-
event intimate bertema hubungan keluarga,
-
cerita lintas generasi,
-
kolaborasi digital dengan talent lokal berkarakter elegan dan warm.
Pendekatan ini membantu Cartier tampil relevan tanpa kehilangan citra prestisiusnya.
Membangun Kampanye Emosional dengan Insight
Kampanye Cartier Linked by Love menunjukkan bagaimana brand heritage dapat mempertahankan relevansi melalui storytelling emosional, distribusi digital yang tepat, dan pemahaman mendalam terhadap audiens baru. Kampanye ini menjadi contoh kuat bahwa insight konsumen adalah fondasi kreativitas yang efektif.
Ingin membuat kampanye emosional untuk memahami audiens lebih mendalam? Sigma Research Indonesia selama 17 tahun membantu banyak brand dalam memahami konsumen mereka, dengan melakukan riset yang mendalam dan mengumpulkan data lalu mengubahnya menjadi insight untuk strategi bisnis. Hubungi Admin SRI Melalui Whatsapp Bisnis atau email info@sigmaresearch.co.id


