Faktor Penggerak di Balik Turunnya Jumlah Kelas Menengah: Pandemi, Inflasi, atau Kebijakan?

Kelas menengah selama ini menjadi tulang punggung konsumsi nasional Indonesia, namun kini mengalami beberapa faktor penurunan. Mereka bukan hanya pendorong pertumbuhan ekonomi, tetapi juga fondasi stabilitas sosial. Namun, data terbaru menunjukkan tren yang mengkhawatirkan — populasi kelas menengah Indonesia turun dari 57,3 juta jiwa pada 2019 menjadi 47,85 juta jiwa pada 2024 (GoodStats, 2024).
Apa sebenarnya penyebab di balik penurunan ini? Apakah semata dampak pandemi, inflasi yang meningkat, atau perubahan arah kebijakan ekonomi?

 

🦠 1. Dampak Panjang Pandemi: Guncangan Struktural di Lapangan Kerja

Pandemi COVID-19 meninggalkan jejak panjang pada sektor pekerjaan formal. Banyak pekerja kelas menengah — terutama di sektor jasa, pariwisata, hingga ritel modern — mengalami penurunan pendapatan atau kehilangan pekerjaan.
Meskipun ekonomi sudah pulih, sebagian besar pekerja tersebut belum kembali ke tingkat pendapatan pra-pandemi.
Riset Sigma Research mencatat bahwa sekitar 42% konsumen urban masih menunda pembelian non-esensial karena rasa tidak aman terhadap stabilitas keuangan mereka.

“Middle-income trap kini bukan hanya istilah akademik, tetapi realitas ekonomi yang mulai terasa di level rumah tangga,” — Sigma Research Consumer Tracker 2025.

💸 2. Inflasi dan Biaya Hidup yang Naik Lebih Cepat dari Pendapatan

Kenaikan harga bahan pokok dan biaya transportasi membuat daya beli kelas menengah tergerus. Inflasi di Indonesia memang relatif terkendali di kisaran 3–4%, tetapi kenaikan harga di kategori rumah tangga dan pangan lebih tinggi dari rata-rata.
Di sisi lain, kenaikan gaji riil tidak sebanding, menciptakan kesenjangan daya beli yang makin lebar.
Akibatnya, banyak keluarga kelas menengah kini turun kelas ke segmen lower middle, dan beralih ke produk-produk value-for-money.

🏛️ 3. Faktor Kebijakan dan Transformasi Struktural Ekonomi

Selain faktor makro, beberapa kebijakan ekonomi juga berpengaruh.
Pergeseran orientasi pembangunan dari sektor konsumsi ke hilirisasi industri mendorong redistribusi tenaga kerja ke sektor manufaktur dan tambang — yang tidak selalu menawarkan upah menengah ke atas.
Selain itu, penghapusan beberapa subsidi energi dan bantuan sosial membuat pengeluaran rumah tangga meningkat, terutama di segmen rentan.
Sementara itu, kebijakan fiskal yang fokus pada investasi besar belum sepenuhnya menetes ke lapisan kelas menengah bawah.

📊 4. Perubahan Gaya Hidup dan Prioritas Finansial

Menariknya, penurunan kelas menengah juga disertai perubahan nilai hidup.
Konsumen mulai lebih selektif: menahan konsumsi, fokus pada kebutuhan dasar, dan mencari stabilitas keuangan jangka panjang.
Riset perilaku Sigma Research 2025 menemukan penurunan 18% pengeluaran untuk leisure dan gaya hidup, digantikan oleh kenaikan 12% pengeluaran untuk pendidikan anak dan tabungan digital.

🔍 5. Apa Artinya untuk Dunia Riset Pasar?

Bagi pelaku riset dan bisnis, penurunan kelas menengah berarti terjadi pergeseran pasar utama (core market).
Segmen yang dulu dianggap stabil kini lebih rasional, berhitung, dan sulit digerakkan oleh promosi emosional.
Oleh karena itu, pendekatan riset pasar harus menyesuaikan — bukan hanya mengukur daya beli, tetapi juga memahami nilai, prioritas, dan sensitivitas konsumen baru.

Di tengah perubahan struktural ini, data menjadi satu-satunya kompas yang dapat membantu brand menavigasi lanskap konsumen baru.

🧭 Kesimpulan

Penurunan kelas menengah bukanlah hasil dari satu faktor tunggal, melainkan perpaduan antara pandemi, inflasi, dan arah kebijakan ekonomi.
Namun di balik tantangan tersebut, terdapat peluang besar bagi bisnis dan pemerintah untuk merancang strategi yang lebih adaptif dan berbasis data.
Dengan memahami faktor-faktor penggerak ini, pelaku usaha dapat membangun kembali kepercayaan dan stabilitas di segmen pasar yang selama ini menjadi motor ekonomi Indonesia.

Ingin memahami bagaimana perubahan struktur sosial ekonomi ini memengaruhi pasar Anda?
Sigma Research Indonesia membantu Anda memetakan perilaku dan motivasi konsumen melalui riset berbasis data yang relevan.

📊 Konsultasikan Kebutuhan Riset Anda Sekarang

Our Free Reports

Our Premium Reports

Most Recent Posts

  • All Post
  • Bisnis Indonesia
  • Business & Management Consulting
  • Business Consulting
  • Development
  • Investment
  • Kabar Terkini
  • Keuangan dan Finansial
  • Konsultan Riset
  • Management Consulting
  • Marketing
  • MBS
  • Mystery Shopping
  • Research indonesia
  • Riset Indonesia
  • Riset Pasar
  • Strategies
  • Trend Bisnis
  • Trend teknologi dan platform digital
    •   Back
    • Market Research
    • Agency Market Research