Salah satu tantangan terbesar dalam strategi omnichannel retail & e-commerce di Indonesia adalah menyatukan data dari kanal online dan offline sebagai dari customer journey omnichannel. Banyak bisnis sudah mengumpulkan data transaksi dari toko fisik dan marketplace, tapi keduanya masih berjalan terpisah. Akibatnya, sulit bagi perusahaan untuk melihat perjalanan konsumen secara menyeluruh.
Padahal, dengan integrasi data omnichannel, brand bisa mengetahui: konsumen yang pertama kali melihat produk di Instagram, membandingkan harga di marketplace, lalu akhirnya membeli di toko fisik. Insight ini sangat berharga untuk merancang strategi penjualan dan pemasaran di 2025.
Mengapa Integrasi Data Penting?
-
Customer Journey Lebih Jelas
Dengan data terpadu, perusahaan tahu kanal mana yang paling efektif membawa konsumen ke tahap pembelian. -
Pengalaman Konsumen Konsisten
Konsumen menginginkan informasi harga, promo, dan stok yang sama baik di website, aplikasi, maupun toko fisik. -
Efisiensi Pemasaran
Data gabungan memungkinkan segmentasi pelanggan lebih akurat, sehingga kampanye lebih tepat sasaran. -
Pengambilan Keputusan Cepat
Retail bisa mengatur stok lintas toko dan kanal online dengan lebih efisien.
Sumber Data Online & Offline
Untuk riset omnichannel, berikut adalah data yang perlu disatukan:
-
Data Online: perilaku website, aplikasi e-commerce, interaksi media sosial, data iklan digital.
-
Data Offline: transaksi POS (point of sale), survei tatap muka, data loyalty card, pengalaman di toko.
Keduanya harus dipetakan dengan customer ID yang sama agar perjalanan konsumen bisa dilacak lintas kanal.
Metode Menyatukan Data Omnichannel
-
CRM Omnichannel
Menggunakan sistem CRM yang menghubungkan data pelanggan dari berbagai kanal. -
Data Warehouse & Analytics
Menyimpan semua data di satu tempat agar bisa dianalisis secara real time. -
API & Middleware
Menghubungkan sistem lama (legacy system) toko fisik dengan aplikasi online. -
Social Listening Tools
Memasukkan percakapan konsumen di media sosial sebagai bagian dari insight perjalanan belanja. -
Mixed Research Approach
Menggabungkan survei kuantitatif online dengan wawancara kualitatif offline.
Studi & Insight di Indonesia
-
Optimizing Omnichannel Retail Indonesia (ResearchGate, 2023) menekankan pentingnya usability aplikasi yang terhubung dengan toko fisik.
-
Dynamic Capabilities for Omnichannel Transformation in MSMEs (ScienceDirect, 2025) menunjukkan bahwa UKM mulai berinvestasi dalam integrasi sistem sederhana berbasis cloud.
-
Laporan Jakpat 2025 menemukan bahwa lebih dari 70% konsumen Indonesia berharap promosi online juga berlaku di toko offline.
Contoh nyata:
-
Brand fashion lokal di Jakarta sudah menggunakan CRM untuk menghubungkan data membership offline dengan aplikasi belanja online. Hasilnya, tingkat repeat purchase naik 20%.
Tantangan Integrasi Data di Indonesia
-
Sistem lama toko ritel yang belum mendukung API.
-
SDM terbatas dalam pengelolaan big data.
-
Biaya tinggi untuk implementasi CRM skala besar.
-
Regulasi data pribadi yang makin ketat (UU PDP Indonesia).
Rekomendasi untuk Bisnis
-
Mulai dari integrasi sederhana: loyalty card offline + aplikasi online.
-
Gunakan cloud-based CRM agar lebih efisien dan scalable.
-
Bangun tim data analytics internal untuk membaca insight.
-
Lakukan riset perilaku konsumen secara berkala untuk validasi data.
Menyatukan data online dan offline adalah kunci untuk memahami perilaku konsumen atau customer journey omnichannel Indonesia. Dengan integrasi data yang baik, bisnis retail & e-commerce bisa memberikan pengalaman seamless, meningkatkan loyalitas pelanggan, dan membuat keputusan bisnis lebih cerdas.
Omnichannel research bukan hanya tren, tapi kebutuhan strategis bagi retail & e-commerce di 2025.
Diskusikan dengan tim ahli Sigma Research untuk menentukan strategi menjalankan omnichannel yang tepat pada bisnis Anda. Hubungi Admin SRI via Whatsapp Bisnis di nomor +62-811-9003-3586.