Dalam industri FMCG (Fast Moving Consumer Goods), menjadi pilihan utama di benak konsumen bukan hal yang mudah. Banyak merek berlomba membangun awareness, tetapi hanya sedikit yang benar-benar menonjol. FMCG Brand Salience kini menjadi ukuran penting untuk memahami seberapa cepat merek muncul di pikiran konsumen saat mereka akan membeli.
Melalui riset dan strategi yang konsisten, beberapa merek berhasil meningkatkan brand salience hanya dalam enam bulan. Bagaimana caranya? Dengan memahami perilaku konsumen, membangun komunikasi yang relevan, dan menjaga pengalaman pelanggan di semua kanal.
1. Relevansi Lokal Sebagai Kunci FMCG Brand Salience
Banyak merek FMCG masih terjebak dalam kampanye yang hanya mengejar perhatian. Namun, relevansi pesan jauh lebih penting. Menurut berbagai studi pemasaran, brand salience meningkat ketika pesan merek sesuai dengan budaya dan emosi lokal.
Misalnya, brand minuman yang menonjolkan kesegaran tropis akan lebih mudah diingat konsumen Indonesia. Selain itu, pesan yang membangkitkan emosi positif terbukti lebih efektif dalam membangun ingatan jangka panjang. Karena itu, pastikan setiap kampanye berbicara dengan konteks — bukan sekadar berbicara keras.
2. Pengalaman Konsumen yang Konsisten Meningkatkan Brand Salience
Pengalaman pelanggan adalah pondasi penting dari FMCG Brand Salience. Dari kemasan produk hingga interaksi digital, semua titik sentuh memengaruhi persepsi merek. Jika pengalaman itu positif dan konsisten, konsumen akan lebih mudah mengingat merek di saat keputusan pembelian.
Di sisi lain, pengalaman yang tidak konsisten justru menurunkan tingkat salience. Karena itu, merek perlu memastikan kualitas interaksi pelanggan tetap tinggi di seluruh kanal, baik online maupun offline.
3. Ciptakan Pengalaman Konsumen yang Konsisten
Pengalaman positif adalah bahan bakar utama brand salience. Mulai dari kemasan, rasa, hingga interaksi di media sosial, semuanya berkontribusi pada ingatan konsumen. Jika pengalaman itu konsisten dan menyenangkan, maka merek akan lebih mudah diingat.
Selain itu, riset perilaku menunjukkan bahwa konsumen lebih loyal pada merek yang memberikan pengalaman sederhana namun bermakna.
Karena itu, fokuslah untuk membuat setiap titik interaksi terasa mudah, ramah, dan relevan dengan kebutuhan mereka.
Artinya, strategi customer experience adalah pondasi nyata untuk menjaga merek tetap hidup di benak konsumen, bahkan setelah kampanye berakhir.
4. Dari Dikenal Menjadi Diingat, dari Diingat Menjadi Dipilih
Pada akhirnya, FMCG Brand Salience bukan sekadar tentang dikenal banyak orang. Ini tentang menjadi merek yang pertama muncul di pikiran saat konsumen siap membeli. Untuk mencapainya dalam enam bulan, merek perlu menyeimbangkan riset, kreativitas, dan pengalaman pelanggan. Dengan memahami perilaku konsumen dan menjaga konsistensi pesan, merek dapat memperkuat posisinya di pasar Indonesia yang kompetitif. Brand Salience bukan hanya diingat tapi juga dipilih berulang kali.
Ingin tahu bagaimana riset konsumen dapat membantu meningkatkan Brand Salience merek Anda? untuk mendapatkan strategi berbasis data dan insight pasar Indonesia yang relevan diperlukan melakukan riset untuk menemukan data tersebut. Dalam melakukan riset diperlukan partner yang ahli dalam bidangnya. Sigma Research Indonesia telah berkarya selama 17 tahun bersama tim ahli dan telah membantu banyak brand baik nasional maupun internasional. Hubungi Admin SRI via Whatsapp Bisnis atau email info@sigmaresearch.co.id



