Awareness & Attitude: Rahasia di Balik Suksesnya Brand yang Dicintai Konsumen

Kenapa ada brand yang langsung diingat dan dicintai konsumen, sementara lainnya mudah dilupakan?
Jawabannya ada pada dua faktor penting: awareness dan attitude.
Keduanya merupakan fondasi utama dalam membangun hubungan jangka panjang antara brand dan konsumen — dan menjadi indikator penting dalam riset pasar modern di Indonesia.

1. Awareness: Langkah Pertama Menuju Loyalitas

Awareness atau kesadaran merek adalah seberapa jauh konsumen mengenal brand kamu.
Namun, di era digital 2025, awareness tidak hanya soal “pernah dengar nama brand”, tapi juga tentang seberapa relevan brand itu di benak konsumen.

Menurut Quirk’s Research (2025), konsumen cenderung memilih merek yang muncul secara konsisten di berbagai kanal digital, terutama media sosial dan e-commerce.
Itulah kenapa brand awareness tracking menjadi alat wajib bagi perusahaan yang ingin mengukur efektivitas komunikasi dan visibilitas di pasar.

2. Attitude: Emosi yang Menentukan Keputusan

Attitude menggambarkan bagaimana konsumen merasakan dan menilai brand setelah mengenalnya.
Sikap positif terbentuk bukan hanya karena iklan, tapi juga karena pengalaman yang menyenangkan — dari pelayanan, kualitas produk, hingga nilai sosial yang dipegang brand.

Dalam konteks riset pasar di Indonesia, mengukur brand attitude berarti memahami persepsi emosional konsumen:

  • Apakah mereka percaya pada janji merek?

  • Apakah brand dianggap inovatif, ramah, atau justru ketinggalan zaman?

  • Nilai apa yang paling melekat di benak mereka?

Sigma Research Indonesia membantu banyak brand lokal melakukan AAU Study (Awareness, Attitude, Usage) untuk menemukan insight semacam ini secara sistematis dan berbasis data.

3. Kunci Sukses Brand yang Dicintai Konsumen

Brand yang sukses membangun awareness dan attitude positif biasanya memiliki tiga kesamaan:

  1. Pesan yang konsisten. Mereka tahu siapa target audiens dan menjaga tone komunikasi di setiap kanal.

  2. Empati terhadap konsumen. Mereka tidak hanya menjual, tapi juga memahami kebutuhan emosional pelanggan.

  3. Adaptif terhadap tren. Mereka terus menyesuaikan komunikasi dan inovasi berdasarkan hasil riset perilaku konsumen.

Di Indonesia, brand seperti Wardah dan Gojek berhasil membangun brand attitude positif karena relevan secara emosional dan budaya — bukan sekadar terkenal.

4. Mengubah Awareness Menjadi Advocacy

Tujuan akhir dari awareness dan attitude bukan sekadar dikenal, tapi direkomendasikan.
Ketika konsumen memiliki pengalaman positif dan pandangan baik terhadap brand, mereka cenderung menjadi advocate yang membela dan mempromosikan brand secara sukarela.

Dengan dukungan riset dari market research agency Indonesia terpercaya, perusahaan bisa memantau bagaimana awareness dan attitude berkembang dari waktu ke waktu dan merancang strategi komunikasi yang lebih tepat sasaran.

Kesimpulan dari Sigma Research

Awareness dan attitude bukan sekadar dua istilah dalam riset pasar — keduanya adalah fondasi cinta konsumen terhadap brand.
Ketika sebuah merek mampu dikenal, dipercaya, dan disukai, ia tidak hanya bertahan di pasar, tapi juga tumbuh melalui rekomendasi konsumen yang puas.

Ingin brand Anda bukan hanya dikenal, namun juga dipercaya dan disukai di pasar Indonesia? Diskusikan plan riset brand awareness dan attitude bersama tim ahli kami. Hubungi Admin SRI via Whatsapp Bisnis atau email info@sigmaresearch.co.id untuk terhubung dengan tim ahli Sigma Research.

Our Free Reports

Our Premium Reports

Most Recent Posts

  • All Post
  • Bisnis Indonesia
  • Business & Management Consulting
  • Business Consulting
  • Development
  • Investment
  • Kabar Terkini
  • Keuangan dan Finansial
  • Konsultan Riset
  • Management Consulting
  • Marketing
  • MBS
  • Mystery Shopping
  • Research indonesia
  • Riset Indonesia
  • Riset Pasar
  • Strategies
  • Trend Bisnis
  • Trend teknologi dan platform digital
    •   Back
    • Market Research
    • Agency Market Research