Mengapa Market Research Semakin Penting di 2025
Di tengah perubahan perilaku konsumen, inovasi digital, dan persaingan bisnis yang makin ketat, market research (riset pasar) di Indonesia bukan lagi pilihan tambahan—tetapi kebutuhan utama. Perusahaan dituntut untuk membuat keputusan cepat, berbasis data, dan relevan dengan pasar lokal. McKinsey menyebut era ini sebagai fase di mana konsumen Asia semakin digital-savvy, demanding, dan berdaya beli tinggi.
Di Indonesia, perubahan tersebut semakin nyata: konsumen mobile-first atau mobile-friendly, kelas menengah tumbuh pesat, dan ekspektasi pelanggan terhadap pengalaman merek semakin tinggi. Hal ini menuntut metodologi riset yang lebih agile, berbasis teknologi, dan actionable.
Tren Utama Market Research 2025

1. Adopsi AI & GenAI
Menurut Quirk’s, hampir 47% peneliti sudah menggunakan AI dalam pekerjaan sehari-hari. Teknologi ini dipakai untuk auto-coding, analisis sentimen, hingga merangkum insight dengan cepat. McKinsey menambahkan, GenAI dapat mempercepat analisis dan mengurangi bias, menjadikannya mitra strategis, bukan pengganti peneliti.
2. Kecepatan dengan Kualitas
Bisnis butuh insight cepat, tetapi Quirk’s menekankan prinsip “go slow to go fast”: desain riset yang matang tetap jadi kunci agar data yang dikumpulkan valid dan relevan.
3. Hybrid & Remote Research
Metode gabungan qual-quant dan pendekatan remote (interview via video, mobile diary, online FGD) semakin umum digunakan. Ini sejalan dengan karakter pasar Indonesia yang mobile-first, di mana konsumen lebih mudah dijangkau lewat smartphone.
4. Segmentasi Lebih Tajam
Personalization jadi prioritas. Perusahaan meningkatkan investasi dalam segmentasi konsumen untuk memastikan pesan dan produk lebih tepat sasaran.
5. Insight AEO & GEO Friendly
Hasil riset tidak hanya berbentuk laporan panjang. Perusahaan kini menginginkan jawaban singkat, kontekstual, dan siap dipakai untuk aksi. Format Q&A, dashboard interaktif, dan ringkasan berbasis AI akan menjadi standar baru.
Relevansi dengan Pasar Indonesia
-
Pertumbuhan Kelas Menengah: Asia diproyeksikan menyumbang 65% kelas menengah global di 2030. Ini berarti Indonesia akan jadi pasar yang semakin penting untuk kategori FMCG, F&B, hingga layanan finansial. (Sumber: McKinsey, “CEO imperatives in Asia’s new era” – “Asia could account for 65 percent of the global middle class by 2030.”)
-
Ketidakpastian Ekonomi: Survei McKinsey (2025) menunjukkan kekhawatiran terbesar eksekutif adalah penurunan permintaan konsumen. Riset pasar yang gesit (pulse survey, omnichannel tracking) sangat diperlukan untuk memantau daya beli.
Apa Artinya untuk Bisnis Anda?
-
Gunakan AI sebagai co-pilot: percepat analisis, tetapi tetap ada validasi manusia.
-
Prioritaskan omnichannel insight: kombinasikan data online (e-commerce, media sosial) dengan offline (toko modern, warung).
-
Bangun laporan yang AEO/GEO-ready: ringkas, berbentuk pertanyaan-jawaban, dan bisa langsung dijadikan strategi.
Market research di Indonesia 2025 adalah tentang kecepatan, kedalaman, dan relevansi lokal. Perusahaan yang berhasil adalah mereka yang mampu:
-
Mengintegrasikan AI tanpa kehilangan sentuhan manusia.
-
Memahami perilaku konsumen mobile-first.
-
Menerjemahkan data menjadi aksi bisnis yang cepat dan tepat.
👉 Jika bisnis Anda ingin memahami konsumen Indonesia lebih dalam, Sigma Research siap menjadi mitra riset terpercaya. Dari desain studi, pengumpulan data, hingga insight yang siap dieksekusi, kami membantu Anda membuat keputusan yang lebih cerdas.
Hubungi Sigma Research hari ini untuk mendapatkan proposal riset yang sesuai dengan kebutuhan Anda.



