Mengubah Kelemahan Bisnis Menjadi Kekuatan

Salah satu hal yang menyenangkan dari berbisnis kesempatan untuk tumbuh bersama bisnis. Setiap bisnis tanpa pasti pernah menghadapi tantangan dan kelemahan dalam perjalanannya, yang memaksa pemilik bisnis untuk terus belajar. Para pemilik bisnis seringkali melakukan refleksi untuk mengidentifikasi dan mengatasi kelemahan-kelemahan ini untuk meminimalisir risiko yang mungkin terjadi. Namun, kunci utama dalam berbisnis adalah kemampuan untuk mengubah kelemahan-kelemahan tersebut menjadi kekuatan-kekuatan yang mampu memperkuat daya saing dan mencapai kesuksesan. Artikel ini akan membahas langkah-langkah yang dapat dilakukan pemilik bisnis untuk mengubah kelemahan bisnis menjadi kekuatan. 

  1. Selidiki dan Pahami Kelemahan Bisnis
    Langkah pertama dalam mengubah kelemahan menjadi kekuatan adalah dengan menyelidiki dan memahaminya dengan komprehensif. Ini mungkin terdengar sederhana, tapi seringkali pemilik bisnis luput. Melakukan audit bisnis secara menyeluruh dapat membantu mengidentifikasi kelemahan bisnis. Salah satu cara untuk melakukan penyelidikan ini adalah dengan berdiskusi dengan tim dan saling memberikan masukan satu sama lain. Masukan dari tim yang diterima oleh pemilik bisnis dapat dicatat, dihapami dengan saksama dan digunakan sebagai dasar untuk mencari solusi kemudian.
  1. Evaluasi Kelemahan yang Ditemukan
    Setelah menyelidiki dan memahami kelebahan bisnis, langkah berikutnya adalah mengevaluasi potensi dari kelemahan tersebut. Apakah kelemahan ini bisa diubah menjadi kekuatan yang membedakan bisnis Anda dari kompetitor? Coba untuk mempertimbangkan apakah ada peluang dari kelemahan ini untuk diintegrasikan ke dalam bisnis Anda. Misalnya, ditemukan kelemahan dalam segi sumber daya keuangan, maka bisnis dapat mulai mencoba untuk melakukan efisiensi dan menemukan solusi. Dengan cara ini, salah satu keunggulan yang bisa dibangun adalah terciptanya produk atau layanan yang lebih terjangkau dari yang ditawarkan kompetitor. 
  1. Pandang Kelemahan sebagai “Area of Improvement”, Investasilah pada Upaya Peningkatannya.
    Kelemahan sejatinya adalah potensi yang bisa dikembangkan. Untuk mengubah kelemahan menjadi kekuatan, tentu diperlukan berbagai upaya dan memerlukan investasi. Misalnya, melalui pelatihan-pelatihan kepada tim, memperbaharui sistem dan proses bisnis, hingga mengembangkan produk atau layanan baru. Investasi ini harus dipandang sebagai investasi jangka panjang dalam keberlanjutan bisnis. 
  1. Perubahan Harus Dapat Diukur
    Mengingat bahwa bisnis selalu bergerak dan berubah seiring waktu (seperti upaya mengubah kelemahan menjadi kekuatan), maka penting bagi bisnis untuk tetap fleksibel dan siap beradaptasi dengan perubahan dalam lingkungan bisnis. Komitmen ini harus dijaga, bagaimana caranya? Tidak cukup dengan hanya melakukan perubahan, pemilik bisnis juga wajib memantau dampaknya. Pemilik dapat menggunakan alat ukur yang relevan seperti KPI (Key Performance Indicators) maupun OKR (Objectives and Key Results) untuk mengukurnya. Ini akan membantu pemilik bisnis tetap berfokus dan memastikan bahwa perubahan yang dilakukan benar-benar memberikan hasil yang diharapkan.

Selain empat cara di atas, terkadang mengatasi kelemahan bisnis memerlukan bantuan dari pihak eksternal. Pihak ini akan membantu melihat bisnis Anda melalui perspektif lain, dan memberikan wawasan yang lebih kaya dan beragam. Pihak eksternal bisa berupa konsultan bisnis, mentor bisnis, ataupun mitra strategis yang pernah berhubungan dengan bisnis Anda. Mengubah kelemahan menjadi kekuatan bukanlah tugas yang mudah, tetapi dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi bisnis Anda. Dengan menyelidiki, mengevaluasi, dan berkomitmen, bisnis diharapkan dapat memunculkan keunggulannya dan meningkatkan daya saing dengan kompetitor. Ingatlah bahwa proses ini mungkin memerlukan waktu dan upaya, tetapi hasilnya akan sepadan dengan investasi yang dilakukan.