Kebijakan publik yang efektif tidak lahir dari intuisi semata, melainkan dari proses riset yang sistematis. Dalam konteks Indonesia, di mana keragaman sosial, budaya, dan ekonomi sangat kompleks, metodologi riset kebijakan publik menjadi kunci untuk memastikan kebijakan benar-benar relevan, inklusif, dan berkelanjutan.
Riset kebijakan publik bukan hanya sekadar mengumpulkan data, tetapi juga mencakup bagaimana data diolah, dianalisis, hingga diterjemahkan menjadi rekomendasi yang dapat diimplementasikan.
Pendekatan Utama dalam Riset Kebijakan Publik
Beberapa metodologi yang sering digunakan:
-
Studi Kuantitatif: Survei nasional, sensus, atau data statistik untuk memahami pola besar (contoh: survei sosial ekonomi BPS).
-
Studi Kualitatif: Wawancara mendalam, FGD (focus group discussion), atau etnografi untuk menangkap suara masyarakat yang sering tidak tercermin dalam angka.
-
Mixed Methods: Menggabungkan kuantitatif dan kualitatif agar hasil riset lebih komprehensif.
Menurut McKinsey:
“High-performing governments increasingly rely on evidence-based policymaking to balance short-term needs and long-term priorities.”
Tahapan Proses Riset Kebijakan Publik
-
Identifikasi masalah – merumuskan isu yang ingin dipecahkan (misalnya ketimpangan akses pendidikan).
-
Perancangan metodologi – memilih pendekatan riset yang tepat.
-
Pengumpulan data – survei, wawancara, observasi, maupun data sekunder.
-
Analisis data – menggunakan alat statistik atau kualitatif untuk mengolah informasi.
-
Formulasi rekomendasi – menyajikan opsi kebijakan yang berbasis bukti.
-
Evaluasi dampak – memantau efektivitas implementasi.

Studi Kasus: Riset untuk Program Sosial di Indonesia
Contoh nyata penerapan metodologi riset kebijakan adalah program bantuan sosial non-tunai di Indonesia.
-
Studi kuantitatif membantu memetakan siapa saja kelompok penerima manfaat.
-
Studi kualitatif mengungkap kendala penerima dalam mengakses bantuan, seperti keterbatasan infrastruktur digital di daerah rural.
Hasil riset gabungan ini kemudian digunakan pemerintah untuk memperbaiki mekanisme distribusi bantuan agar lebih inklusif.
Tantangan dalam Metodologi Riset Kebijakan Publik
-
Data Fragmented: Banyak data kebijakan masih tersebar di berbagai instansi.
-
Kualitas Data: Tidak semua data terkini dan terstandar.
-
Kapasitas SDM: Dibutuhkan peneliti dengan keahlian lintas disiplin.
Laporan PwC Indonesia menekankan bahwa konsistensi data dan tata kelola regulasi menjadi syarat mutlak untuk menciptakan kebijakan publik yang kredibel.
Metodologi riset kebijakan publik berfungsi sebagai jembatan antara data dan keputusan politik. Dengan metode yang tepat, pemerintah dapat merancang kebijakan berbasis bukti, meningkatkan transparansi, dan membangun kepercayaan publik.
Sigma Research siap menjadi mitra pemerintah dan lembaga dalam melakukan riset kebijakan publik melalui pendekatan metodologis yang teruji.
👉 Hubungi Sigma Research untuk merancang kebijakan yang berdampak nyata bagi masyarakat Indonesia.