Mengukur Metrik Brand Gen Z di Indonesia

Generasi Z di Indonesia kini menjadi fokus utama berbagai strategi brand. Bukan hanya karena mereka memiliki daya beli yang terus meningkat, tetapi juga karena mereka menuntut brand untuk lebih peduli pada isu sosial, termasuk kesehatan mental. Untuk itu, brand perlu memiliki metrik yang tepat agar dapat mengukur apakah strategi yang dilakukan benar-benar berdampak positif bagi Gen Z.

Pentingnya Metrik dalam Strategi Brand

Tanpa metrik yang jelas, brand akan kesulitan membedakan apakah kampanye hanya sekadar populer atau benar-benar memberi nilai tambah. Bagi Gen Z, dampak brand tidak hanya diukur dari seberapa luas kampanye tersebar, tetapi juga bagaimana kampanye tersebut membangun rasa aman, koneksi emosional, dan dukungan terhadap isu keseharian mereka.

Di Indonesia, survei Deloitte (2023) mencatat bahwa lebih dari 60% Gen Z menilai kesehatan mental sebagai salah satu prioritas hidup mereka. Artinya, brand yang menyentuh isu ini perlu mengukur dampak jangka panjang, bukan sekadar jumlah like di media sosial. Sumber Deloitte.

Jenis Metrik yang Efektif

Ada beberapa KPI (Key Performance Indicators) yang bisa digunakan untuk mengukur dampak brand terhadap Gen Z:

  • Engagement Rate: melihat interaksi Gen Z terhadap kampanye, baik di media sosial maupun platform digital.

  • Sentiment Analysis: mengukur emosi yang muncul dari percakapan online, apakah positif, netral, atau negatif.

  • Net Promoter Score (NPS): mengukur sejauh mana Gen Z mau merekomendasikan brand kepada orang lain.

  • Brand Loyalty Index: menilai apakah Gen Z tetap setia pada brand setelah kampanye selesai.

Studi Kasus Brand Lokal

Beberapa brand di Indonesia mulai mengintegrasikan metrik ini. Misalnya, kampanye #AyoTunjukTangan dari Tokopedia tidak hanya dihitung dari jumlah peserta, tetapi juga bagaimana percakapan positif tentang pendidikan dan inklusi meningkat di media sosial. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan metrik yang tepat dapat membantu brand memahami dampak sosial yang mereka ciptakan.

Di Jakarta, komunitas kampus juga sering dijadikan barometer engagement. Program yang disambut baik oleh mahasiswa, dan menghasilkan diskusi sehat tentang kesehatan mental, menunjukkan efektivitas strategi brand di kalangan Gen Z.

Relevansi bagi Strategi Brand

Menggunakan metrik yang tepat membuat brand tidak hanya fokus pada popularitas, tetapi juga pada makna. Bagi Gen Z, keaslian dan dampak nyata jauh lebih penting daripada sekadar exposure. Jika brand mampu membuktikan bahwa mereka benar-benar peduli pada kesehatan mental konsumen muda, maka loyalitas jangka panjang dapat terbangun.

 

 

Bagaimana pandangan Sigma Research Indonesia?

Mengukur dampak brand pada Gen Z di Indonesia membutuhkan kombinasi metrik yang lebih mendalam, mulai dari engagement hingga loyalitas. Dengan pendekatan ini, brand tidak hanya membangun citra, tetapi juga kontribusi nyata bagi kesejahteraan generasi muda.

👉 Untuk mengetahui model evaluasi brand yang sesuai dengan Gen Z Indonesia, Anda bisa berdiskusi langsung dengan Sigma Research Indonesia.

Our Free Reports

Our Premium Reports

Most Recent Posts

  • All Post
  • Bisnis Indonesia
  • Business & Management Consulting
  • Business Consulting
  • Development
  • Investment
  • Kabar Terkini
  • Keuangan dan Finansial
  • Konsultan Riset
  • Management Consulting
  • Marketing
  • MBS
  • Mystery Shopping
  • Research indonesia
  • Riset Indonesia
  • Riset Pasar
  • Strategies
  • Trend Bisnis
  • Trend teknologi dan platform digital
    •   Back
    • Market Research
    • Agency Market Research