Snack bayi dalam kemasan telah menjadi alternatif makanan tambahan yang dipilih oleh ibu baduta untuk memenuhi kebutuhan pangan dan nutrisi si buah hati. Konsumsi camilan khusus bayi secara terus menerus ini telah membentuk sebuah pola yang dapat ditangkap oleh pasar. Memahami pola konsumsi dan pembelian dari sebuah produk dapat membantu produsen produk snack bayi dalam kemasan dalam menentukan arah atau strategi pemasaran. Sigma Research Indonesia melalui riset Mom and Babies Survey Tahun 2022 berhasil mengungkap pola konsumsi dan pembelian produk snack bayi dalam kemasan para ibu baduta di pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. Apa sajakah hal tersebut? Yuk simak artikel berikut!
Penelitian ini menemukan bahwa pola konsumsi dan pembelian produk snack bayi yang dilakukan oleh kalangan ibu baduta cukup beragam. Mayoritas ibu (sebanyak 64,0%) memutuskan untuk memberikan snack bayi dalam kemasan pada saat anak berusia 7 s.d. 12 bulan. Sebagian lainnya, memulai saat anak berusia 6 bulan (22,6%). Sementara itu, persentase ibu yang mulai memberikan makanan padat atau snack bayi pada saat anak masih berusia kurang dari 3 bulan ini terbilang kecil (0,7%).
Dalam penelitian ini juga terlihat bahwa pemberian snack bayi terbilang cukup intens. Sebanyak 36,6% ibu memberikan snack bayi setiap 1 kali sehari (36,7%) hingga 2-3 kali sehari (33,5%). Anak yang lebih besar cenderung diberikan snack bayi lebih sering dibandingkan mereka yang lebih kecil, terutama pada kelompok usia 1-2 tahun yang kebanyakan mengkonsumsi snack 2-3 kali sehari. Hal ini mungkin disebabkan oleh pola makan anak yang sudah semakin kompleks pada usia tersebut dan kebutuhan nutrisi yang lebih banyak.
Perbedaan dalam pola konsumsi dan pembelian produk snack bayi terlihat antara New Mom dan Experienced Mom, dimana New Mom cenderung lebih jarang memberikan snack kepada badutanya dibandingkan Experienced Mom. Melihat kembali hasil riset lebih mendalam, perbedaan dalam pola konsumsi dan pembelian produk snack bayi juga ditemukan di berbagai wilayah di Indonesia. Para ibu di Jawa dan Sumatera cenderung lebih banyak yang memberikan snack 1 kali sehari, sedangkan para ibu di Kalimantan dan Sulawesi cenderung memberikan snack lebih sering dalam sehari (2 s.d. 3 kali sehari).
Secara keseluruhan, penelitian ini menunjukkan bahwa pola konsumsi dan pembelian produk snack bayi cukup beragam di kalangan ibu. Namun, para ibu perlu tetap memperhatikan nutrisi dan perkembangan anak mereka saat memberikan makanan tambahan seperti snack bayi. Para ibu juga perlu memperhatikan kualitas produk snack bayi yang mereka beli dan pastikan memilih produk yang sesuai dengan usia dan kebutuhan nutrisi anak mereka.
Sigma Research Indonesia telah melakukan studi “Mom and Babies Survey” sejak tahun 2015. Mengingat banyaknya temuan menarik seputar pengasuhan anak yang kemudian tercermin dalam pemilihan produk dan merek yang digunakan, mendorong Sigma Research untuk melakukan studi lanjutan dan tracking di tahun 2017 dan 2020. Di tahun 2020, Sigma Research melakukan studi MBS dengan penambahan analisa yang berkaitan dengan terjadinya Pandemi Covid-19 untuk mengetahui pengaruh pandemi terhadap perilaku pengasuhan ibu baduta serta pola konsumsi berbagai produk bayi.
Pada tahun 2022, kondisi pandemi Covid-19 memang masih berlangsung, namun masyarakat sudah mulaia beradaptasi dan mengembangkan pola hidup normal. Aktivitas kehidupan sehari-hari maupun perekonomian pun berangsur membaik, meski demilkian semua pihak masih tetap waspada terhadap penyebaran kembali Covid-19. Oleh karena itu, Sigma Research melihat bahwa saat ini adalah waktu yang tepat untuk kembali melakukan tracking terkait perilaku para Ibu dari anak Baduta dalam memilih, membeli, dan menggunakan produk bayi, hingga sumber informasi yang dipercaya terkait pengasuhan dan pemilihan produk bayi. Pada studi MBS 2022 ini terdapat 17 jenis produk bayi yang dimuat ke dalam 5 buku sesuai dengan kategori produknya.
Hubungi Sigma Research Indonesia melalui email info@andretanpakoding.my.id untuk memperoleh hasil riset MBS.