Market research Indonesia memiliki perjalanan panjang yang erat kaitannya dengan perkembangan ekonomi dan dinamika konsumen di tanah air. Dari metode konvensional yang sederhana hingga pemanfaatan teknologi digital, riset pasar di Indonesia terus berevolusi mengikuti kebutuhan bisnis dan perubahan perilaku konsumen.
Awal Mula Riset Pasar di Indonesia
Pada era 1970–1980-an, ketika ekonomi Indonesia mulai tumbuh dengan pesat, perusahaan multinasional yang masuk ke pasar lokal mulai memperkenalkan praktik riset pasar. Metode yang umum digunakan saat itu masih berupa survei tatap muka dan wawancara mendalam. Tujuannya sederhana: memahami preferensi konsumen, terutama terkait produk-produk FMCG (Fast Moving Consumer Goods) yang mulai banyak hadir di pasar.
Riset pada periode ini berfokus pada pengukuran brand awareness, preferensi merek, dan perilaku belanja konsumen. Data dikumpulkan secara manual dan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk dianalisis. Namun, meski sederhana, hasilnya sangat membantu perusahaan dalam merancang strategi pemasaran di pasar Indonesia yang sangat beragam.
Transformasi di Era 1990–2000-an
Memasuki 1990-an, globalisasi dan modernisasi semakin mendorong pertumbuhan riset pasar di Indonesia. Lembaga-lembaga riset lokal mulai berkembang, menawarkan layanan survei kuantitatif, kualitatif, hingga uji produk.
Seiring dengan masuknya teknologi komputer, analisis data menjadi lebih cepat dan presisi. Perusahaan mulai menggunakan software statistik untuk membaca tren konsumen. Pada fase ini, market research Indonesia mulai dikenal luas sebagai instrumen penting dalam mendukung pengambilan keputusan bisnis.
Era Digital: 2010 hingga Sekarang
Dekade 2010 menjadi titik balik besar. Internet dan smartphone mengubah cara konsumen berinteraksi dengan produk dan merek. Media sosial membuka peluang baru untuk mengamati tren perilaku konsumen secara real time.
Riset pasar tidak lagi hanya bergantung pada survei tatap muka. Kini, metode online survey, social listening, hingga big data analytics menjadi bagian dari toolkit riset. Hal ini memungkinkan perusahaan memahami konsumen dengan lebih cepat, akurat, dan mendalam.
Seperti yang dicatat Quirk’s Media, penggunaan teknologi dan AI dalam market research global semakin meningkat, dengan hampir 47% peneliti mengaku sudah memanfaatkan AI untuk mempercepat proses analisis. Tren ini juga berpengaruh ke market research Indonesia, terutama dalam menangkap insight konsumen milenial dan Gen Z yang aktif di dunia digital.
Relevansi Market Research Indonesia Saat Ini
Dengan populasi lebih dari 270 juta jiwa, Indonesia menjadi pasar strategis di Asia Tenggara. Proyeksi dari McKinsey menunjukkan bahwa Asia akan menyumbang 65% kelas menengah global pada 2030, yang sebagian besar pertumbuhannya datang dari negara-negara seperti Indonesia.
Hal ini berarti perusahaan yang ingin sukses di Indonesia harus berinvestasi lebih serius pada riset pasar. Tidak cukup hanya mengandalkan intuisi, melainkan perlu pendekatan berbasis data: dari segmentasi pasar, pengujian produk, hingga prediksi perilaku konsumen.
Sejarah market research Indonesia mencerminkan perjalanan panjang dari metode konvensional hingga digital. Dari wawancara tatap muka sederhana, kini riset berkembang menjadi data-driven dan berbasis teknologi. Perusahaan yang mampu memanfaatkan riset secara tepat akan lebih siap menghadapi kompetisi dan menangkap peluang di pasar Indonesia yang terus berkembang.
Apabila bisnis Anda sedang mencari solusi riset pasar terpercaya di Indonesia, Sigma Research hadir sebagai mitra strategis. Dengan pengalaman panjang, metodologi komprehensif, dan pemanfaatan teknologi terkini, kami membantu perusahaan menemukan insight yang akurat untuk mendorong pertumbuhan bisnis.
👉 Hubungi Sigma Research hari ini untuk mendiskusikan kebutuhan riset pasar Anda.



