Studi Kasus Riset Pasar FMCG di Indonesia

Industri Fast-Moving Consumer Goods (FMCG) di Indonesia adalah salah satu sektor paling dinamis. Dengan populasi lebih dari 270 juta jiwa dan pertumbuhan kelas menengah yang pesat, kebutuhan akan produk sehari-hari seperti makanan, minuman, personal care, dan household products terus meningkat. Namun, persaingan ketat membuat riset pasar menjadi kunci dalam memenangkan konsumen.

Mengapa Riset Pasar Penting bagi FMCG Indonesia?

Produk FMCG bergerak cepat, margin relatif tipis, dan keputusan belanja konsumen sering impulsif. Oleh karena itu, brand perlu memahami:

  • Preferensi rasa dan kemasan (misalnya varian minuman ringan atau makanan ringan).

  • Kebiasaan belanja konsumen (apakah lebih sering di warung, minimarket, atau e-commerce).

  • Efektivitas promosi di media sosial, iklan TV, maupun kampanye digital.

Tanpa riset yang mendalam, perusahaan berisiko salah strategi, misalnya meluncurkan produk yang tidak sesuai dengan kebutuhan pasar.

Studi Kasus: Peluncuran Produk Minuman Baru

Sebuah perusahaan minuman di Indonesia berencana meluncurkan varian teh botol dengan rasa buah. Sebelum meluncurkan produk, dilakukan market research dalam tiga tahap:

  1. Focus Group Discussion (FGD) di Jakarta, Surabaya, dan Medan → untuk mengetahui preferensi rasa.

  2. Survei Kuantitatif Online → untuk mengukur minat beli dan target demografi.

  3. Uji Coba Produk (Product Testing) → untuk melihat respon konsumen terhadap kemasan dan harga.

Hasil riset menunjukkan:

  • Rasa buah tropis (mango & lychee) lebih disukai konsumen Gen Z.

  • Kemasan botol kecil (350 ml) lebih laku di minimarket karena cocok untuk konsumsi sekali minum.

  • Konsumen urban lebih sensitif terhadap desain kemasan modern, sementara konsumen semi-urban lebih memperhatikan harga.

Insight yang Didapat

Dari riset ini, perusahaan menemukan bahwa strategi diferensiasi rasa + segmentasi lokasi distribusi sangat penting. Produk kemudian diluncurkan dengan fokus promosi di media sosial untuk Gen Z dan kampanye harga khusus di daerah semi-urban.

Hasilnya, penjualan kuartal pertama melampaui target sebesar 20%, menunjukkan efektivitas riset pasar dalam mendukung keputusan bisnis FMCG.

Tren FMCG di Indonesia

Menurut McKinsey, Asia akan menyumbang 65% kelas menengah global pada 2030 (McKinsey, 2023), dan Indonesia menjadi salah satu motor pertumbuhan terbesar. Hal ini berarti daya beli untuk produk FMCG akan semakin besar, namun juga menuntut inovasi dan riset yang terus relevan.

Selain itu, Quirk’s menyoroti peran mobile research di Asia, termasuk Indonesia, yang memungkinkan perusahaan melakukan survei cepat lewat smartphone (Quirk’s, 2023). Metode ini sangat cocok untuk FMCG karena perilaku konsumen dapat berubah dalam hitungan minggu.

Studi kasus di atas memperlihatkan bahwa riset pasar bukan hanya teori, melainkan praktik nyata yang bisa menentukan keberhasilan produk FMCG. Perusahaan yang mampu memanfaatkan insight konsumen dengan tepat akan lebih unggul dalam menghadapi persaingan ketat di Indonesia.

Jika bisnis Anda berada di sektor FMCG dan ingin memahami konsumen Indonesia dengan lebih baik, Sigma Research siap menjadi mitra riset terpercaya. Dari uji produk hingga analisis tren pasar, kami membantu brand menemukan insight yang bisa langsung diimplementasikan.

👉 Hubungi Sigma Research sekarang untuk merancang riset FMCG yang relevan dengan kebutuhan bisnis Anda.

Our Free Reports

Our Premium Reports

Most Recent Posts

  • All Post
  • Bisnis Indonesia
  • Business & Management Consulting
  • Business Consulting
  • Development
  • Investment
  • Kabar Terkini
  • Keuangan dan Finansial
  • Konsultan Riset
  • Management Consulting
  • Marketing
  • MBS
  • Mystery Shopping
  • Research indonesia
  • Riset Indonesia
  • Riset Pasar
  • Strategies
  • Trend Bisnis
  • Trend teknologi dan platform digital
    •   Back
    • Market Research
    • Agency Market Research