Industri asuransi di Indonesia terus berkembang seiring meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap perlindungan finansial. Namun, perubahan gaya hidup digital membuat perusahaan asuransi tidak bisa hanya mengandalkan model bisnis lama. Karena itu, riset pasar hadir sebagai jembatan penting agar perusahaan mampu beradaptasi dan menghadirkan solusi yang relevan.
Perilaku Konsumen Asuransi yang Berubah
Dalam beberapa tahun terakhir, konsumen semakin selektif memilih produk asuransi. Mereka tidak hanya mempertimbangkan premi, tetapi juga fleksibilitas layanan dan kecepatan klaim. Hal ini menunjukkan bahwa ekspektasi pelanggan bergerak dari sekadar “memiliki asuransi” menuju “merasakan pengalaman yang mudah dan cepat”. Setelah memahami pola ini, perusahaan dituntut untuk merancang strategi berbasis data agar produk dan layanan tetap sesuai dengan harapan pasar.
Pentingnya Data dalam Inovasi Produk
Riset pasar menjadi fondasi utama dalam merancang inovasi. Melalui analisis data, perusahaan asuransi dapat mengetahui tren, kebutuhan, serta kekhawatiran konsumen. Misalnya, riset menunjukkan bahwa generasi milenial lebih tertarik pada asuransi mikro berbasis aplikasi daripada polis tradisional. Fakta ini membuktikan bahwa data bukan hanya sekadar angka, melainkan sumber inspirasi yang dapat mendorong terciptanya layanan yang lebih relevan dan kompetitif.
Tren Digitalisasi Asuransi
Seiring meningkatnya adopsi teknologi, digitalisasi kini bukan lagi pilihan, melainkan keharusan sebagai bentuk perkembangan tren asuransi Indonesia. Aplikasi mobile, chatbot untuk klaim, hingga integrasi dengan platform e-commerce sudah menjadi standar layanan. Menurut laporan The Jakarta Post (5 Agustus 2025), “The Financial Services Authority (OJK) noted a 22% growth in digital insurance policies sold in Indonesia in the first half of 2025, driven by younger demographics and bundled financial products.” Temuan ini menegaskan bahwa kanal digital akan terus mendominasi pasar, sehingga perusahaan asuransi harus mempercepat inovasi berbasis teknologi untuk mempertahankan daya saing.
Kolaborasi Lintas Industri
Selain berfokus pada inovasi internal, kolaborasi lintas sektor juga membuka peluang besar. Produk kredit kendaraan dari multifinance, misalnya, dapat dipaketkan dengan asuransi kesehatan atau jiwa. Melalui riset pasar, perusahaan mampu mengukur preferensi konsumen terhadap model bundling seperti ini sehingga strategi yang diambil lebih tepat sasaran. Dengan cara ini, kolaborasi tidak hanya memperluas jangkauan bisnis, tetapi juga memperkuat loyalitas konsumen dalam jangka panjang.
Tren asuransi Indonesia 2025 menegaskan bahwa keputusan berbasis data adalah kunci keberhasilan. Melalui riset pasar, perusahaan asuransi dapat menghadirkan inovasi produk, mempercepat digitalisasi, sekaligus menjalin kolaborasi strategis. Sigma Research Indonesia siap menjadi mitra terpercaya untuk membantu perusahaan membaca perubahan perilaku konsumen dan merancang strategi yang relevan di era kompetitif ini.


