Wajib Mematuhi Protokol Kesehatan, Apakah Para Ibu Menerapkannya Saat Mengasuh Si Kecil?

Pandemi COVID-19 yang terjadi di seluruh dunia termasuk Indonesia memaksa masyarakat beradaptasi dengan berbagai perubahan kebiasaan, salah satunya adalah mematuhi protokol kesehatan. Penerapan protokol kesehatan tidak hanya dilakukan di luar rumah saja, tapi juga di dalam rumah. Seluruh lapisan masyarakat, tak terkecuali ibu dan bayi harus membiasakan diri dengan hal tersebut guna memutus rantai penyebaran virus. 

Dalam studi Moms & Babies Survey 2020: Consumer Behavior Trends in Pandemic COVID-19 Period, Sigma Research Indonesia mengamati pengasuhan anak dari 500 ibu di Indonesia yang menerapkan protokol kesehatan selama pandemi. Indikator yang dilihat adalah mencuci tangan sebelum menyentuh anak, sterilisasi perlengkapan bayi sebelum digunakan, mengajak bayi atau anak berjalan ke luar rumah, dan melakukan imunisasi.

Salah satu protokol kesehatan yang diwajibkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kepada seluruh masyarakat adalah mencuci tangan secara teratur dan menyeluruh dengan sabun dan air mengalir atau cairan tangan berbasis alkohol. Hal ini harus dilakukan guna membunuh virus yang mungkin ada di tangan. Dalam studi ini mayoritas ibu (90,8%) menyatakan selalu hingga sering mencuci tangan sebelum menyentuh anaknya. Sementara 9,2% ibu lainnya menyatakan jarang dan kadang-kadang saja. 

Selain mencuci tangan, sterilisasi perlengkapan bayi seperti botol susu, alat makan, mainan, dan yang lainnya dianjurkan sebelum digunakan. Sebelum terjadi pandemi, melakukan sterilisasi sebenarnya sudah tidak asing lagi bagi para ibu. Sebab, pada dasarnya bayi memiliki sistem kekebalan tubuh yang lebih rentan sehingga menjaga kesehatan bayi butuh perhatian ekstra. Dari studi ini, sebanyak 89,2% ibu melakukan sterilisasi perlengkapan bayi dengan frekuensi selalu hingga sering. Sisanya 3,4% menyatakan jarang bahkan tidak pernah melakukan sterilisasi.

Pandemi juga mengharuskan masyarakat untuk berdiam diri di rumah atau lebih populer dengan istilah #DiRumahAja. Ini juga merupakan salah satu protokol yang dianjurkan oleh WHO. Para ahli meyakini, cara ini dapat mengurangi angka penularan COVID-19 meski tidak langsung menghentikan pandemi. Selama pandemi, sebanyak 45,6% ibu menyatakan jarang mengajak bayi berjalan-jalan keluar rumah dan 15,4% ibu lainnya sama sekali tidak pernah. Jika diamati berdasarkan usia anak, ibu dengan anak usia newborn lebih banyak yang tidak pernah membawa anaknya keluar rumah (31,0%). Hal ini dikarenakan anak pada usia tersebut cenderung lebih rentan terhadap virus dan penyakit lainnya.

Tidak hanya bepergian keluar rumah, mengunjungi fasilitas kesehatan pun juga menjadi kekhawatiran bagi para ibu. Padahal, setiap anak harus diberikan imunisasi, terlebih imunisasi wajib. Imunisasi ini harus didapatkan oleh anak sebelum usia 1 tahun dan masing-masing jenisnya harus diberikan sesuai dengan jadwalnya tersendiri. Berdasarkan studi, para ibu yang memberikan imunisasi tepat waktu memiliki persentase yang lebih besar yakni 47,4%.  Namun, persentase ibu yang memilih untuk menunda cenderung cukup besar, yakni 43,6%.

Foto Utama Dok. Ana Tablas on Unsplash