Schiffman dan Kanuk (2007) berpendapat bahwa perilaku konsumen merujuk pada penelitian mengenai serangkaian proses yang terjadi saat individu atau kelompok memilih, membeli, menggunakan, atau menghentikan penggunaan produk, jasa, ide, atau pengalaman dengan tujuan memenuhi keinginan dan hasrat tertentu. Sementara itu Roger D. Blackwell, Paul W. Miniard, dan James F. Engel (1994) dalam bukunya Consumer Behaviour menyatakan perilaku konsumen mencakup tindakan langsung yang terlibat dalam perolehan, konsumsi, dan pengeluaran produk dan jasa, termasuk proses pengambilan keputusan sebelum dan setelah tindakan tersebut. Hal serupa juga dikemukakan oleh Sheth dan Mittal (2004), yang mendefinisikan perilaku konsumen sebagai aktivitas fisik dan mental yang dilakukan oleh pelanggan rumah tangga dan pelanggan bisnis dalam menentukan pembayaran, pembelian, dan penggunaan produk serta jasa tertentu. Mowen dan Minor (2001) menjelaskan bahwa perilaku konsumen merupakan studi tentang unit pembelian dan proses pertukaran yang melibatkan perolehan, konsumsi, dan pembuangan berbagai jenis barang, jasa, pengalaman, dan ide. Dari berbagai definisi yang telah disampaikan, dapat disarikan bahwa perilaku konsumen pada dasarnya terdiri dari tindakan fisik dan mental yang dilakukan oleh konsumen individu maupun bisnis. Ini mencakup berbagai kegiatan seperti mencari, menggunakan, dan menghentikan penggunaan produk, layanan, gagasan, atau pengalaman tertentu.
Perilaku konsumen selalu berubah-ubah dan dipengaruhi oleh sejumlah faktor, termasuk pengaruh dari lingkungan dan individu. Dalam pengaruh lingkungan, terdapat berbagai faktor seperti budaya, status sosial, keluarga, dan situasi yang dapat mempengaruhi perilaku konsumen. Sementara itu, dalam diri individu, faktor-faktor seperti motivasi, tingkat pengetahuan, dan sumber daya juga berperan dalam membentuk perilaku konsumen. Penting bagi bisnis untuk mampu beradaptasi dalam menyikapi potensi-potensi perubahan perilaku konsumen untuk menjaga kelangsungan bisnis. Salah satu episode yang mungkin masih hangat dalam ingatan kita adalah bagaimana pandemi Covid-19 yang mengubah perilaku orang. Pandemi mengubah kesehatan dan mata pencaharian global, memaksa perubahan perilaku konsumen dan bisnis. Konsumen beralih dari belanja secara offline di gerai ke transaksi online dan, mempercepat transformasi digital. Pandemi juga mengubah prioritas finansial konsumen yang berfokus pada kebutuhan sehari-hari. Kebutuhan penting seperti kesehatan, tabungan, dan investasi menjadi lebih diutamakan daripada keinginan yang sekunder. Perubahan-perubahan perilaku konsumen ini adalah keniscayaan yang akan terus berlangsung. Lantas, bagaimana bisnis perlu menyikapinya?
Pertama-tama adalah dengan menanamkan sikap yang gesit dan fleksibel. Dengan bersikap tangkas dan mudah beradaptasi, bisnis dapat dengan efisien menyesuaikan diri dengan perubahan kebutuhan dan harapan pelanggan, sehingga tetap menjadi pemimpin dalam persaingan bisnis yang begitu kompetitif.
Memahami siapa pelanggan Anda, dengan mempelajari apa yang mereka inginkan menjadi langkah awal yang perlu dilakukan untuk menyikapi dan beradaptasi dengan perubahan perilaku konsumen. Berbagai metode dapat dilakukan untuk mengumpulkan dan menganalisis data pelanggan ini, seperti survei, wawancara, FGD, mempelajari tren di media sosial dan ulasan online yang diberikan. Pemahaman terhadap pelanggan dapat membantu bisnis Anda berinovasi dan menyesuaikan produk dan layanan sesuai dengan kelompok demografinya.
Selain itu, membangun identitas merek yang kuat sejak awal dapat membantu menciptakan kepercayaan, kredibilitas, dan ikatan emosional yang kuat dengan pelanggan, serta membangun reputasi positif. Berbagai strategi komunikasi dapat digunakan, seperti pemasaran konten, kemitraan dengan influencer, dan keterlibatan dalam program tanggung jawab sosial perusahaan. Langkah berikutnya dalam merespons perubahan perilaku konsumen adalah terus melakukan pemantauan dan pengukuran berkala terhadap kinerja bisnis Anda. Ini memungkinkan Anda mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan, belajar dari kesuksesan dan kegagalan, dan meningkatkan strategi serta tindakan yang Anda terapkan untuk lebih siap menghadapi perubahan-perubahan yang akan datang di kemudian hari.
Dalam memulai riset bisnis, perlu dilakukan persiapan matang guna memperoleh hasil yang valid dan akurat. Pelaksanaan riset bisnis sebaiknya dilakukan dengan konsultan riset sosial dan pemasaran yang berpengalaman. Beberapa langkah yang dilakukan dalam riset riset antara lain menentukan tujuan penelitian, mempelajari bisnis yang akan diteliti secara komprehensif, menentukan instrumen penelitian, serta melakukan pengumpulan data melalui tenaga profesional untuk diolah. Data yang dikumpulkan dari riset akan dianalisa oleh peneliti pasar yang selanjutnya dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan produk bisnis, serta dapat menjadi masukan bagi perencanaan strategi pemasaran dan pengembangan bisnis kedepannya. Dengan keahlian di bidang riset pasar lebih dari dua dekade, Sigma Research Indonesia dapat memberikan pandangan yang baru dan berharga untuk memajukan bisnis Anda melalui riset etnografi. Hubungi email info@andretanpakoding.my.id atau WhatsApp di nomor 085695325450.